Sekilas Tentang Sejarah Kota Bogor
Bogor
sebuah kota yang sarat akan romantisme sejarah Indonesia di masa lampau, kota
kecil yang telah menjadi saksi perjalanan panjang bangsa ini, mulai dari era
kejayaan kerajaan padjajaran di bawah pemerintahan Prabu Siliwangi sampai era
yang penuh dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat seperti sekarang
ini, Bogor masih tetap eksis dengan segala dinamika kehidupanya yang berjalan
sedemikian pesatnya.
Kota
Bogor merupakan salah satu kota tua di Indonesia yang telah berdiri pada abad
XV sebelum masuknya VOC di Indonesia. Parung angsana atau kampung baru
merupakan cikal bakal Bogor yang dibangun oleh tanujiwa pada tahun 1689 - 1705.
Dengan
Tema juang Bogor BERIMAN yang berarti Bersih, Indah dan Aman, Kota Bogor memiliki
lambang yang Khas yang mengidentifikasikan Kota Bogor secara keseluruhan.
Bogor ditilik dari
sejarahnya adalah tempat berdirinya kerajaan pertama yang dikenal di Indonesia-Kerajaan Hindu Tarumanagara di
abad kelima. Beberapa kerajaan lainnya lalu memilih untuk bermukim di tempat
yang sama dikarenakan daerah pegunungannya yang secara alamiah membuat lokasi
ini mudah untuk bertahan terhadap ancaman serangan, dan disaat yang sama adalah
daerah yang subur serta memiliki akses yang mudah pada sentra-sentra
perdagangan saat itu. Namun hingga kini, berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh beberapa erkeolog ternama
seperti Prof. Uka Tjandrasasmita, keberadaan tepat dan situs penting yang
menyatakan eksistensi kerajaan tersebut, hingga kini masih belum ditemukan
bukti otentiknya.
Di antara
prasasti-prasasti yang ditemukan di Bogor tentang kerajaan-kerajaan yang silam,
salah satu prasasti tahun 1533, menceritakan kekuasaan Raja Prabu Surawisesa
dari Kerajaan Pajajaran, salah satu kerajaan yang paling berpengaruh di pulau
Jawa. Prasasti ini dipercayai memiliki kekuatan gaib, keramat dan dilestarikan
hingga sekarang.
Pakwan yang merupakan
ibu kota pemerintahan Kerajaan Pajajaran diyakini terletak di Kota Bogor, dan
menjadi pusat pemerintahan Prabu Siliwangi (Sri Baduga Maharaja Ratu Haji I
Pakuan Pajajaran) yang dinobatkan pada 3 Juni 1482. Hari penobatannya ini
diresmikan sebagai hari jadi Bogor pada tahun 1973 oleh DPRD Kabupaten dan Kota
Bogor, dan diperingati setiap tahunnya hingga saat ini.
Setelah penyerbuan
tentara Banten, catatan mengenai Kota Pakuan hilang, dan baru ditemukan kembali
setelah pada ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Scipio dan Riebeck pada tahun
1687. Mereka melakukan penelitian atas Prasasti Batu Tulis dan beberapa situs
lainnya, dan menyimpulkan bahwa pusat pemerintahan Kerajaan Pajajaran terletak
di Kota Bogor.
Pada tahun 1745, Gubernur
Jenderal Gustaaf Willem Baron Van Imhoff membangun Istana
Bogor seiring dengan pembangunan Jalan Raya Daenless yang menghubungkan Batavia
dengan Bogor. Bogor direncanakan sebagai daerah pertanian dan tempat
peristirahatan bagi Gubernur Jenderal. Dengan pembangunan-pembangunan ini,
wilayah Bogor pun mulai berkembang.
Setahun kemudian, pada
tahun 1745, Van Imhoff menggabungkan 9 distrik (Cisarua, Pondok Gede, Ciawi,
Ciomas, Cijeruk, Sindang Barang, Balubur, Dramaga dan Kampung Baru) ke dalam
satu pemerintahan yang disebut Regentschap Kampung Baru Buitenzorg. Di kawasan
itu Van Imhoff kemudian membangun sebuah Istana Gubernur Jenderal. Dalam
perkembangan berikutnya, nama Buitenzorg dipakai untuk menunjuk wilayah Puncak,
Telaga Warna, Megamendung, Ciliwung, Muara Cihideung, Puncak Gunung Salak, dan
Puncak Gunung Gede.
Ketika VOC bangkrut pada
awal abad kesembilan belas, wilayah nusantara dikuasai oleh Inggris di bawah
kepemimpinan Gubernur Jendral Thomas Rafless yang merenovasi Istana Bogor dan
membangun tanah di sekitarnya menjadi Kebun Raya (Botanical Garden). Di bawah
Rafless, Bogor juga ditata menjadi tempat peristirahatan yang dikenal dengan
nama Buitenzoorg yang diambil dari nama salah satu spesies palem.
Setelah pemerintahan
kembali kepada pemerintah Belanda pada tahun 1903, terbit Undang-Undang
Desentralisasi yang menggantikan sistem pemerintahan tradisional dengan sistem
administrasi pemerintahan modern, yang menghasilkan Gemeente Buitenzoorg.
Pada tahun 1925,
dibentuk provinsi Jawa Barat (propince West Java) yang terdiri dari 5
karesidenan, 18 kabupaten dan kotapraja (staads gementee). Buitenzoorg menjadi
salah satu staads gementee.
Pada masa pendudukan Jepang
pada tahun 1942, pemerintahan Kota Bogor menjadi lemah setelah pemerintahan
dipusatkan pada tingkat karesidenan.
Pada tahun 1950,
Buitenzorg menjadi Kota Besar Bogor yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 16 tahun 1950.
Pada tahun 1957, nama
pemerintahan diubah menjadi Kota Praja Bogor, sesuai Undang-Undang nomor 1
tahun 1957.
Kota Praja Bogor berubah
menjadi Kotamadya Daerah Tingkat II Bogor, dengan Undang-Undang nomor 18 tahun
1965 dan Undang-Undang nomor 5 tahun 1974.
Kotamadya Bogor berubah
menjadi Kota Bogor pada tahun 1999 dengan berlakunya Undang-Undang nomor
22tahun 1999.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar